Rabu, 18 Maret 2009

WISATA ALAM

:-- WISATA ALAM --:.

BROMO primadona pariwisata Probolinggo

Gunung Bromo merupakan salah satu primadona wisata Kabupaten Probolinggo.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk tubuh yang bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi, tertutup hamparan butiran pasir halus.
Kondisi oksigen yang sangat tipis dengan jaraknya dari kota Probolinggo yang masih lumayan jauh sekitar 40KM.


Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Apabila pagi hari ketika matahari terbit, kawasan lautan pasir inipun terselimuti dengan awan putih yang sangat indah apabila dilihat dari bukit-2 sekitarnya misalkan dari Cemoro Lawan maupun Penanjakan.
Namun gunung yang terakhir meletus pada 2004, kadang-kadang masih menyemburkan debu yang mengakibatkan hujan abu seiring dengan meningkatnya aktifitas gunung berapi di Indonesia, sehingga untuk sementara lokasi sekitar Lautan Pasir di gunung Bromo masih rawan.

PENDAKIAN ARGOPURA "ARGOPURO CLIMBING"


Keindahan puncak Argopuro dengan terpaan sinar matahari
Tiga punggung gunung dan pegunungan yang membatasi selatan Probolinggo yaitu pegunungan Tengger dengan Bromo, gunung Lamongan dan dataran tinggi Yang, bukan hanya menyajikan panorama yang mempesona, namun juga menantang untuk ditaklukkan yang menarik adalah kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.

argopuro2.jpg argopuro3.jpg
Beberapa bagian puncak Argopuro
Kumpulan bukit-bukit memiliki daya tarik dan keunikan yang khas sehingga mendorong bagi para peneliti dan kelompok Pecinta Alam dari berbagai Perguruan Tinggi seluruh Indonesia untuk mengadakan pendakian sampai puncak Argopuro Medan sulit dengan tebing terjal dan lembah curam, ranjau-ranjau alam yang menghadang sepanjang jalan adalah pada semak-semak menjelang tiba di Puncak Argopuro, perlu diwaspadai ranjau-ranjau alami berupa tumbuhan perdu yang dikenal sebagai pohon beracun atau daun menyengat. Batang, tangkai dan permukaan helai daunnya dipenuhi duri yang bila menggores atau menyentuh kulit, menimbulkan rasa gatal bercampur nyeri disertai panas, nyaris seperti pengaruh cairan berbisa yang ditusukkan oleh sengat lebah, lipan atau kalajengking. Tetapi anehnya, kadang-kadang sengatan tersebut secara mendadak dapat menyembuhkan beberapa penyakit diantaranya rematik.

argopuro6.jpg
Itulah sebabnya kawasan ini bebas dari binatang dan hewan melata yang berbahaya seperti ular, lipan, dan sebagainya. Terpaan angin dingin menyambut bersahabat para penakluk Puncak Argopuro (3.088 meter). Setiap pendargopuro4.jpgaki pasti berdecak kagum. Di Argopuroyang merupakan puncak paling tinggi diantara puluhan bukit yang berhimpit di Dataran Tinggi Yang, terdapat pelataran luas dengan puing-puing bangunan runtuh yang berserakan. Meski sudah berabad-abad tak terawat, disana sini masih tersisa bentuk-bentuk bangunan utama, pondasi terpendam yang merupakan batas-batas ruang, pintu-pintu masuk dan pintu penghubung, pura pemujaan, tempat semedi, dan gapura utama. Sayang, sampai hari ini belum diketemukan sebuah prasasti atau bukti-bukti yang menunjukan bilangan tahun, sehingga reruntuhan puing bekas istana yang merupakan singgasana megah Ratu jelita “Dewi Rengganis” tetap menjadi misteri yang belum terungkap.



argopuro1.jpg
Rute menuju ke puncak Argopuro
Enggan rasanya meninggalkan lokasi memukau ini. Namun masih ada lokasi menarik yang perlu disinggahi. Setelah dari Puncak Argopuro atau lebih dikenal “Istana Rengganis”, kita kembali menuju Cicentor untuk meneruskan perjalanan ke Si Kasur. Mengitari bukit Batu Lempeng, menuruni Pondok Celot, melewati Taman Sarang Labah-labah yang dikenal dengan nama Si Mesem yang artinya tersenyum. Dilokasi ini pengunjung hampir pasti tersenyum dan tersenyum, mengagumi keajaiban alam.



argopuro5.jpgDimana-mana bertebaran sarang laba-laba. Yang tersaji kemudian adalah hamparan padang rumput yang sangat luas bagaikan kasur, sehingga lokasi ini dinamakan “Si Kasur”.

Dilokasi Si Kasur, terdapat dua buah bungalow yang tinggal pondasi dan separuh dinding batu, namun berdiri sangat kokoh. Bekas bangunan Tuan Ladebour (Belanda) ini dilengkapi dengan pondasi landasan pesawat terbang. Pada peta kawasan Dataran Tinggi Yang, lokasi ini disebut Alun-Alun Besar. Tidak jauh dari dekat bangunan tersebut yang sekarang ditandai dengan sebutan Cemara Satu, terdapargopuro9.jpgat mata air yang disebut Sungai Kolbu dengan selada air terhampar disepanjang hulu sungai cagar alam itu. Sayur segar yang lezat ini agaknya memang disediakan bagi mereka yang bertenda di Si Kasur.




Dari Si Kasur, menuruni lembah yang dikenal dengan Jurang Dalam, melewati Jambangan, mengikari bukit Cemara Dua, menelusuri Alun-Alun kecil, tiba di bukit Cemara Panjang (terdapat mata air). Jika perjalanan diteruskan, ada simpangan yang berupa rambu dan papan peringatan. Setelah melewati Pondok Lalang, Taman Sari dan Batu Lawang, route pendakian Puncak Argopuro / Rengganis berakhir di pintu keluar Badaeran.



Air terjun Madakaripura


Kawasan wisata Gunung Bromo ternyata menyimpan satu lokasi wisata yang unik dan menawan. Lokasinya tidak jauh dari lautan pasir Bromo, hanya sekitar 45 menit ke arah Probolinggo (ke Utara). Namanya adalah air terjun Madakaripura. Menurut penduduk setempat nama ini diambil dari cerita pada jaman dahulu, konon Patih Gajah Mada menghabiskan akhir hayatnya dengan bersemedi di air tejun ini. Cerita ini didukung dengan adanya arca Gajah Mada di tempat parkir area tersebut. Untuk mencapai tempat wisata ini tidak terlalu sulit. Sebaiknya kunjungan dilakukan bila kita akan ke Bromo dari arah Probolinggo dikarenakan searah dengan perjalanan atau saat berada di Bromo dan dilakukan pagi hari. Lokasi bisa dicapai dengan kendaraan pribadi atau mobil sewaan (dari Probolinggo menyewa Panther Rp 150.000,- pp + supir, 12/2003). Jika kita datang dari arah Probolinggo maka sesampai di Desa Sukapura kita belok kanan., kita akan melewati jalan aspal dengan suguhan pemandangan pada bagaian kiri-kanan berupa gunung tinggi yang menyegarkan mata. Kurang lebih setelah sekitar 5 km melakukan perjalanan, kita akan bertemu dengan pintu masuk kawasan wisata air terjun Madakaripura yang ditandai dengan tempat parkir yang luas dan patung Gajah Mada. Disini, banyak penduduk lokal yang menawarkan diri menjadi 'guide' yang akan menemani sambil menceritakan sejarah objek wisata tersebut hingga kita balik lagi ke tempat parkir.

Selanjutnya kita harus berjalan kira-kira 15 menit, melewati jalan setapak terbuat dari semen yang berbatu sehingga kalau basah tidak akan licin. Saat berjalan kaki ini kita juga disuguhi pemandangan indah dan menyejukkan, di samping kanan kita ada aliran sungai berbatu-batu, di kanan kiri kita diapit tebing tinggi dengan pepohonan lebat beserta iringan kicauan burung dan derikan kumbang. Terkadang di beberapa bagian jalan, terhalang oleh pohon rubuh atau ada bekas longsoran, meskipun demikian jalan ini relatif datar dan dapat dijalani dengan mudah, kalau kecapekan ada beberapa tempat di sepanjang jalan yang bisa digunakan untuk duduk-duduk beristirahat.

Saat tiba di lokasi air terjun kita akan bertemu dengan warung kecil, pos penjaga dan toilet (bisa ganti baju), disitu terdapat pula penyewaan payung bila kita tidak ingin terlalu basah kuyup. Air terjun ini berawal dari air yang mengalir dari tebing memanjang dan membentuk tirai, sehingga kita bisa berpayung ria berjalan di bawahnya. Di ujungnya, kita akan bertemu dengan sebuah ruangan berbentuk lingkaran berdiameter kira-kira 25 meter.

Berdiri di dalam ruangan alam ini kita akan merasa seolah berada di dasar sebuah tabung, dimana terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar 200 meter, dengan limpahan air yang jatuh dengan derasnya dari atas dan berubah menjadi selembut kapas ke kolam berwarna kehijauan. Air yang jatuh di kolam ini menimbulkan bunyi yang berirama, terkadang bunyi yang ditimbulkannya lebih keras dikarenakan air yang jatuh lebih deras. Keunikan dan kesejukan air terjun ini membuat kita betah berlama-lama memandanginya.

Untuk anda penggemar fotografi, lokasi ini bisa menjadi obyek yang tidak habis-habisnya, mulai dari pintu masuk kedatangan hingga suasana air terjun yang seolah dalam tabung.

Beberapa orang di Probolinggo baik di hotel maupun di travel agent yang kami tanyai mengenai air terjun ini mengaku belum pernah berkunjung kesana. Hal ini mungkin disebabkan karena bentuk air terjun ini yang bila terjadi longsor atau banjir, maka kita yang berada di dasar tabung tersebut akan terperangkap. Sehingga berada di 'tabung' ini perasaan kita akan bercampur aduk antara kagum pada keindahan alam ini dan was-was. Melihat kondisi seperti ini jika diperkirakan akan terjadi longsor atau banjir, kawasan objek wisata Madakaripura ini akan ditutup untuk pengunjung.

Sesudah puas main air dan kedinginan, kita bisa menikmati minuman panas di warung dekat air terjun sebelum berjalan kaki lagi menuju tempat parkir. Secara umum tempat ini telah dikelola dengan cukup baik, dapat dicapai lewat jalan aspal yang mulus, jalan setapak yang nyaman, fasilitas umum seperti kamar mandi, mesjid dan tempat parkir. Namun kurangnya informasi mengenai tempat ini dan jaminan keamanan yang belum ada mengakibatkan jarang orang tahu dan mau berkunjung ke kawasan wisata ini. Dengan promosi yang cukup, pengunjung Bromo akan dapat menambah daftar tujuan wisatanya.


Pemotretan Ayu Probolinggo

Pulau Gili Ketapang adalah pulau yang indah di timur Probolinggo. Mayaoritas penduduk berasal dari Madura. Tak heran, bahasa yang digunakan sebagian besar menggunakan dialek Madura.

30 menit untuk sampai ke pulau ini dari Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Kapal Airud dapat menemani perjalanan anda hingga ke tempat yang eksotis tersebut. Begitu tiba disebelah timur pulau ini. Nikamtilah pemandangan pasir putihnya begitu lembut. Anginnya terasa menyejukan hati. Pulau ini akan jadi destinasi favorit Probolinggo selain Bromo di masa depan.

Apalagi melihat pemandangan sekitar, perahu-perahu nelayan yang hilir mudik mengelilingi pulau kecil seluas 68 hektar ini menjadi objek yang menarik untuk difoto. Ayu Probolinggo pun beraksi dengan gayanya yang terlihat masih malu-malu. Maklum gadis asal Dusun Tempuran, Desa Sumber ini mengaku jarang difoto.

Menurut Kepala Desa Gili Ketapang, Agus Siyadi, sudah lama daerah ini tak dikunjungi turis asing. Sekitar tahun 80-an banyak turis yang melakukan aktivitas pantai seperti diving dan berjemur serta selancar.

“Tapi kini sepi dan bahkan tidak ada. Mungkin masyarakat trauma setelah turis-turis itu dengan bikininya berjalan-jalan keliling desa,” ujar Agus seraya menjelaskan sejak itu masyarakat trauma dengan kata pariwisata, maklum, masyarakat Gili Ketapang masih sangat teguh memegang adat istiadat dan agama.

Di pulau ini terdapat pula objek wisata lain yang lumayan ramai dikunjungi wisatawan domestik pada saat-saat tertentu. Goa Kucing namanya. Objek wisata ini lebih kearah wisata religius dan cuma saat tertentu saja ramai pengunjung.

Pantai Bentar Indah


Pantai Bentar Indah merupakan salah satu proyek ambisius Pemda Kabupaten Probolinggo untuk mengembangkan pariwisata bahari. Bentar Indah adalah obyek wisata pantai yang terletak di tepi jalan Surabaya- Banyuwangi, Kecamatan Gending 7 Kilometer dari Kota Probolinggo, ke arah timur.

Pantai Bentar sangat potensial mengingat lokasinya merupakan lintasan wisata overland Jawa-Bali. Ini bisa dikembangkan menjadi semacam resort. Di sekitar pantai direncanakan akan didirikan Hotel Terapung lengkap dengan fasilitas penunjang lainnya berupa water sport, sea aquarium, play ground, swimming pool, mangroves forest, fish pond dll.

Apalagi di sepanjang perjalanan dari Surabaya-Bali hanya ada satu stop over bagi wisatawan, yaitu Pantai Pasir Putih (Situbondo). Makanya Bentar Indah dianggap cukup menjanjikan, khususnya bagi pengusaha restoran dan perhotelan.

Letaknya berada di tikungan jalan raya, berseberangan dengan bukit. Dari atas bukit, nampak lokasi Bentar Indah berada dibibir pantai dengan latar belakang pemandangan laut yang sangat indah. Disebelah timurnya terdapat hutan bakau yang diperluas untuk tambak tradisional untuk benih udang dan ikan laut.

Wisatawan dapat memancing, dengan membayar sewa pemancingan. Dimasa mendatang rencananya perjalanan dari Probolinggo menuju Pulau Gili Ketapang akan dialihkan ke Pantai Bentar Indah.

Agrowisata Anggur

Pariwisata Probolinggo identik dengan Bromo-nya yang sudah mendunia. Selain itu, ‘kota angin’ ini juga terkenal dengan mangga dan anggurnya yang potensial menjadi wisata agro.

Dianugerahi tanah yang subur, serta kekayaan alam yang berlimpah, Probolinggo sepantasnya menjadi destinasi pariwisata unggulan di Jawa Timur.

Selain ‘menjual’ Bromo sebagai destinasi pariwisata unggulan dan Pantai Bentar serta wisata rafting sungai Pekalen, Probolinggo juga memiliki wisata agro yang potensial menjadi daya tarik wisata.

Mangga dan anggur sudah menjadi komoditas unggulan sektor pertanian masyarakat Probolinggo. Buah-buahan ini namanya seharum rasanya

Anda dapat meluncur ke Desa Meranggo, Kecamatan Deringgo, Kabupaten Probolinggo untuk mengunjungi perkebunan milik Pak Suyitno (60) serasa berada di Taman Firdaus. Buah anggur siap panen bergelantungan diatas kepala kami. Dilahan seluas setengah hektar ini ada sekitar lima jenis anggur dengan tipe berbeda. Ada jenis Isabella, Belgia, Anggur Biru Arab, Anggur Leprin dan Anggur Kardinal. Menurut Suyitno, mayoritas dilahannya adalah anggur jenis Leprin dengan total 550 pohon.

Disini kita dapat menemukan oleh-oleh buah anggur yang identik dengan makanan kesukaan raja. Pantas saja raja Hayam Wuruk betah berlama-lama singgah di daerah ini. Daerah yang kemudian bernama Probolinggo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar